Cerita Eko Wanadri, Penemu Jasad Pendaki yang Hilang di Gunung Piramid
Seperti yang kita ketahui, operasi pencarian pendaki yang hilang tersebut telah dihentikan oleh tim Basarnas, pada Minggu (30/6/2019). Meskipun proses pencarian telah dihentikan oleh tim Basarnas, Tim Wanadri memutuskan untuk kembali melakukan pencarian.
Tim Wanadri ialah merupakan Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung yang berpusat di Bandung.
Dikutip dari Tribun-Timur.com pada Jum'at 2019. Eko Wahyu Prasetyo dari Wanadri menjadi orang pertama yang menemukan jasad pendaki Thoriq Rizki Maulidan (14) di Gunung Piramid, pada Jumat (5/7/2019).
Awalnya, tim Wanadri yang diketuai Eko Wahyu Prasetyo kala itu memutuskan untuk melakukan pencarian kembali meski operasi dihentikan oleh tim Basarnas, Minggu (30/6/2019).
Keikutsertaan mereka bermula dari informasi media sosial yang banyak beredar. Karena Wanadri sebagai Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, mereka pun merasa terpanggil untuk ikut melakukan pencarian.
Sebelum turun, Wanadri terlebih dahulu mengolah informasi terkait survivor. Siapa orangnya, lalu kronologi awalnya bagaimana sampai analisa di peta dlakukan secara bersama.
Dan Eko sebagai ketua tim saat itu adalah orang pertama yang menemukan jasad Thoriq Rizki Maulidan dalam kondisi tidak bernyawa.
Saat itu poisis korban tersangkut di pohon di jurang dengan kemiringan 60-75 derajat.
Yang kemudian diketahui jika lokasi itu adalah "Punggung Naga" Gunung Piramid karena memiliki kemiringan yang sangat curam.
Dikutip dari chanel YouTube AMIRENESIA, Kamis (11/7/2019), Eko Wahyu Prasetyo menceritakan jika timnya baru bergabung dengan Basarnas pada pencarian hari ketiga setelagh berangkat dari Bandung dan sampai di hari kedua operasi.
Saat bergabung, Eko lalu melakukan analisis data terkait titik-titik yang menjadi lokasi kemungkinan Thoriq jatuh.
Setelah mendapat izin ikut dalam operasi pencarian, Eko lalu menuju lokasi search area yang menjadi titik analisis dugaan korban jatuh.
Lokasi search area itu berdasarkan keterangan saksi dan bukti di lapangan yang sudah dikembangkan Basarnas
Beberapa hari melakukan pencarian dan analisis, jasad Thoriq juga belum ditemukan. Hingga akhirnya operasi pencarian dihentikan setelah seminggu dilaksanakan
Namun, tidak ingin menyerah sampai disitu, Tim Wanadri memutuskan untuk kembali melakukan pencarian.
Setelah mendapat izin dari pihak keluarga dan Kapolres setempat, Tim Wanadri akhirnya berangkat pada Kamis (4/7/2019) malam.
Namun sehari sebelumnya mereka sempat melakukan survey dengan mencari batu atau tambatan yang bisa digunakan untuk menuruni tebing.
"jadi kita pakai metode single road technic yang bisa dikenal orang istilah rapling atau turun tebing" katanya.
Saat tim mencoba turun di hari pertama operasional yakni Jumat (5/7/2019), tim kembali menyisir wilayah sebelah utara punggungan sesuai dengan keterangan saksi. Sampai selesai menyisir wilayah utara pukul 14.40 WIB.
Setelah itu tim juga melakukan penyisiran ke wilayah selatan.
"karena kami sedikit curiga dengan beberapa pohon yang ada diatas kami. tempat angker kami ada beberapa pohon kering yang patah. Itu kami curigai sebagai jalur survivor Thoriq yang jatuh. KArena patahannya itu sedikit aneh seperti pegangan orang yang jatuh," katanya lagi.
Dari situ Eko lalu mencoba turun ke bawah. Namun dari radius dari punggungan 40 meter Eko mulai mencium bau jenazah. Semakin turun bau menyengat jenazah semakin tercium.
"Akhirnya saya turun lagi, turun lagi dan baunya semakin menyengat. Lalu saya melihat kebawah saya melihat kaki, saya turun lagi dan saya memastikan itu adalah survivor. saya langsung memberitahukan ke teman-teman saya di atas dengan cara membunyikan pluit sebagai intruksi 3 kali. Karena itu instruksi kami jika menemukan survivor. Senior saya langsung meminta saya adzan. Setelah saya adzan saya turun ke samping survivor (jasad Thoriq). Saya duduk disamping jenazah survivor selama 1,5 jam. Disitu saya mengorietasi jenazah dan menelusiri jejak yang diakibatkan jalur terpelesetnya survivor," jelasnya.
Setelah rekan lainnya turun sesuai instruksi, ambil gambar jasad korban, mereka memutuskan naik kembali karena waktu sudah hampir malam dan mengabarkan kepada pihak polres di pos 2 dan 1.
Awalnya kepolisian meminta untuk melakukan evakuasi malam itu juga, namun karena melihat kondisi tim Wanandri yang sudah kelelahan, akhirnya mereka meminta untuk dilakukan evakuasi besoknya.
Posting Komentar untuk "Cerita Eko Wanadri, Penemu Jasad Pendaki yang Hilang di Gunung Piramid"