Cerita Horor : Keluarga Tak Kasat Mata | Part 10
------------------------------------------
Part 10 - Ekspansi VisualTapi seolah dipaksa untuk masuk lebih dalam lagi, suara ribut-ribut di halaman depan memaksa kepala ane untuk menengok keluar. Pandangan samar-samar karena kondisi yang sangat gelap waktu itu, ada beberapa anak kecil sedang berlarian di halaman depan nampak di depan pandangan ane. Anak siapa nih ya, pikir ane waktu itu.. dan ada satu yang aneh, yang cukup menyita perhatian ane di alam bawah sadar ane sekarang ini. Beberapa anak kecil tadi berjalan mundur & menembus tembok! Apakah ini semua memang nyata adanya biarpun hanya di dalam mimpi saja?
Takjub dengan pemandangan tersebut, perasaan ane makin kacau waktu itu. Gimana kalo anak kecil tadi lari mundur ke arah ane? Gimana kalo ane ditarik sekarang dan diajakin main? Atau mungkin masih ada anak-anak lain yang lari dari belakang & bisa nembus ane? Bisa ente bayangin sendirilah gimana dikejar sama begituan yang jalannya mundur.. Sergap ane langsung beranjak dari ruangan tamu untuk menyusuri setiap sudut ruang mengharap keberadaan temen-temen ane yang memang sepertinya tidak akan pernah ane temukan lagi
Baru beberapa langkah ane berjalan, pandangan ane tersita ke arah tangga melihat seorang wanita berparas cantik menaiki dan menuruni tangga berulang kali. Apakah ini ajakan untuk ane melangkah bersama wanita tersebut menaiki tangga & menemukan clue tentang apa yang ada diatas sana? Wajar jika pemikiran tersebut sempat terbesit di dalam naluri laki-laki ane, mengingat mimpi-mimpi jaman dulu hehe. Karena memang tidak ada yang aneh dari sosok tersebut dimata ane waktu itu. (Walopun dalam perjalanannya, ane tau jika sosok tersebut hanyalah tiruan yang menyerupai saja, istilah jawanya "Mendo-Mendo")
Sempat memilik niat untuk menyusul sosok tersebut, ada satu pemandangan yang terlewat dari mata kepala ane. Satu sosok yang tentunya mempunyai kesan tersendiri bagi ane, menyelinap mengintip dari balik kamar mandi gelap yang sebelumnya sudah berasa sangat pengap dan memancarkan aura yang sangat angker. Kadang terisak, kadang tertawa yang selalu menimbulkan kesan tersendiri kepada setiap orang yang merasakan kehadirannya.
Dari tatapan matanya bisa ane artikan, "kamu jangan berani-berani lewat sini!" Sontak ane terkejut karena sosok tersebut memang suatu sosok yang cukup buat nyali ane ciut. Lalu ane berjalan melewati dapur & meyusuri lorong panjang tanpa penerangan sedikitpun. Dimanakah temen-temen ane disaat lagi mencekam kaya gini? Berjalan ane menuju ruangan divisi ane untuk mencoba mencari rekan-rekan yang lain. Baru sempat berbelok sedikit, sebuah bayangan tinggi besar menghadang pandangan ane.
Untuk pertama kalinya ane ngeliat satu sosok yang selama ini banyak diperbincangkan, langsung dari mata kepala ane sendiri. Tidak banyak deskripsi yang bisa ane berikan disini, hanya sosok tinggi besar berwarna hitam bahkan saking tingginya mungkin dia sampai agak menunduk mengisi ruang di langit-langit. Dengan pandangan penuh amarah dendam & rupa yang memang sudah tidak bisa dijelaskan lagi, membuat langkah ane gentar.. terlalu mengerikan! Sampai semua bulu kuduk ane berdiri bahkan kaki langsung melemas. Seolah dia menghalangi langkah ane untuk berjalan lebih lanjut lagi menuju suara keramaian di halaman tengah yang masih ane penasaranin.
Seketika ane berbalik untuk lari, dibalik ane sudah menanti sosok religious grandma.. yang seolah sudah mengamati ane dari awal hingga perjalanan ke ruangan ini. Memandang ane & memberikan senyum kecil sambil berkata
“Ngopo koe ning kene? Bali saiki! (Kenapa kamu disini? Pulang sekarang!)
Dan ane pun terbangun dari tidur ane, entah memang rangkaian mimpi itu sudah dirangkai atau tidak yang jelas mimpi tersebut sudah menjelaskan ada apa & siapa di balik bangunan ini.
Seketika ane berbalik untuk lari, dibalik ane sudah menanti sosok religious grandma.. yang seolah sudah mengamati ane dari awal hingga perjalanan ke ruangan ini. Memandang ane & memberikan senyum kecil sambil berkata
“Ngopo koe ning kene? Bali saiki! (Kenapa kamu disini? Pulang sekarang!)
Dan ane pun terbangun dari tidur ane, entah memang rangkaian mimpi itu sudah dirangkai atau tidak yang jelas mimpi tersebut sudah menjelaskan ada apa & siapa di balik bangunan ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, 2 pemuda (stranger bukan salah satu karyawan disitu) datang menghampiri kantor kami. Ya waktu itu kantor kami sempat mengadakan event kecil-kecilan untuk umum di halaman depan kantor macam garage sale gitu. Dimana kami tidak ikut andil besar dalam acara tersebut, hanya sekedar provide konsep acara & tempat.. dan sisanya adalah partisipasi dari orang luar untuk meramaikan acara.
Beberapa terpal sudah terpasang dan stand-stand di area booth sudah siap untuk didekor masing-masing peserta garage sale. Tentunya hari yang melelahkan untuk kita semuanya yang sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk event itu, dan dalam kejadian ini ane akan mengambil sudut pandang dari orang lain yang datang untuk mengisi acara, bukan dari ane atau temen-temen ane.
Sebut saja 2 orang tadi bernama Nadine & Rico. Jadi Nadine & Rico ini salah satu peserta event kami. Mereka sengaja memang untuk loading barang waktu malam hari biar besoknya tinggal dekor aja di area stand mereka. Dan pilihan yang diambil oleh mereka ini sebenarnya salah kalo mereka kejadian-kejadian janggal di malam hari, tapi karena mungkin stranger jadi gapapa lah yaaa..
Ditarohnya barang-barang mereka di ruangan yang memang sudah disediakan untuk para peserta. Kesan pertama mereka saat memasuki kantor kami memang biasa saja, tidak ada yang aneh, cuma mereka merasa agak panas saja. Toh mereka juga tidak melihat sesuatu yang janggal hanya lalu-lalang karyawan saja yang sedang beraktivitas. Tanpa ada pikiran horor sama sekali.
Ga panjang lebar, cukup seperlunya saja 2 orang ini datang ke kantor kami lalu berpamitan pulang. Sampai di gerbang kantor, sebelum mereka membuka pintu mobil ada sepasang kakek nenek yang sedang duduk berdampingan serta mengenakan jubah serba putih – putih. Karena memang tidak ada mindset apapun tentang hal-hal berbau mistis, 2 pemuda tadi hanya berjalan melewati sosok tersebut dan menyapa
"Monggo mbah, kula wangsul rumiyin" (permisi mbah saya permisi pulang dulu)
Si nenek yang sedang duduk sambil memakan daun sirih hanya tersenyum kecil. Dan si kakek hanya tertunduk tanpa menggubris 2 orang pemuda tadi. (konon dari pengakuan lain, mata si kakek ini berwarna merah menyala. Dan sosok ini memang hanya menampakkan dirinya kepada orang-orang tertentu saja)
Apakah kata-kata dari nenek tadi adalah peringatan untuk saya untuk tidak masuk terlalu dalam ke hal-hal yang ada di ruangan tersebut?.... Lanjut ke Part 11
Posting Komentar untuk "Cerita Horor : Keluarga Tak Kasat Mata | Part 10"