Cerita Horor : Tetangga Kamar Hotel 305, Tak Ingin Aku Terlelap | Part 2 [Selesai]

Ilustrasi Kamar Hotel 305 Horor di Semarang (Foto: Pixabay)
Ilustrasi Kamar Hotel 305 Horor Foto: Pixabay)
Hai sobat semuanya. Ini merupakan akhir dari Cerita Horor : Tetangga Kamar Hotel 305, Tak Ingin Aku Terlelap yuk kita simak sampai habis, dan bagi yang belum baca di part 1 silahkan untuk diklik.

---------------------------------------
Jawaban resepsionis membuat bulu kudukku makin berdiri. Setelah tangan kanan saya menutup gagang telepon, bersamaan itu pula terdengar... dentuman dahsyat dari kamar sebelah.

“Branggggkkkkkk!!!!”

Saya mencoba bodoh amat, membenamkan kepala ke bantal dan menarik selimut setinggi kepala. Pasalnya suhu ruangan pun ikut menurun dan dingin padahal indikator AC 28 derajat. Semakin saya mencoba untuk tidur, suara gaduh makin terdengar kencang. Bahkan saya mendengar suara orang tertawa yang sedikit melengking.

“Sueeeeekk, balikin duit gue!!!”

Saya pun keluar kamar dan mau marah-marah ke resepsionis, minta pindah kamar.

Tapi setelah membuka pintu dan melihat lorong yang sepi saya pun mengurungkan niat. Saya kembali ke kasur dan masih berupaya untuk tidur.

Anehnya saat saya beraktivitas suara gaduh tidak terdengar, tetapi saat saya berbaring dan bersiap tidur suara itu muncul dan makin kencang.

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 02.30 dini hari. Saya semakin stress.

Ketika sudah mulai terlelap, tiba-tiba seperti ada yang meraba kaki kanan saya. Sontak saya pun terperanjat dan memutuskan untuk pindah hotel malam itu juga.

Tanpa pikir panjang, saya berkemas memasukkan barang-barang ke dalam koper dan pergi dari hotel tersebut.

Naik taksi dan keluar dari kawasan hotel horor itu.

“Mau kemana bu pagi-pagi?” tanya sopir taksi yang membawa saya.

“Ke hotel dekat tugu muda pak,” jawab saya seperlunya.

“Lha, kan ibu tadi dari hotel masa mau ke hotel lagi?” tanyanya heran.

“Hotelnya horor!” jawab saya.

“Memangnya ibu di lantai berapa?”

"Lantai 3 pak,”

“Ha..ha..ha..lantai itu memang horor bu, katanya banyak penunggunya, lantai itu jarang ditempati tamu, kecuali kamar di lantai lainnya penuh, dan itu pun jarang banget,” jelas sopir taksi tersebut sebelum menurunkan saya di depan lobby hotel yang baru.

Gara-gara peristiwa ini saya harus keluar uang lebih untuk pindah hotel. Saya pun hanya bisa menghela napas panjang di sofa depan resepsionis. Mengingat peristiwa menakutkan dengan suasana yang sunyi dan senyap.

“Ibu, maaf kamarnya sudah siap,” petugas hotel memanggil saya.

Saya pun berjalan gontai menuju depan resepsionis.

“Kamar 306 ya, ini kuncinya,” kata resepsionis wanita, sambil tersenyum ramah kepada saya. (GenPI.co)

Posting Komentar untuk "Cerita Horor : Tetangga Kamar Hotel 305, Tak Ingin Aku Terlelap | Part 2 [Selesai]"