Sempat Dikritik, Pakar Safety: Sleeper Bus Jangan Dilarang, Lengkapi Kekurangannya


Kemajuan era transfortasi Bus Di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal itu terlihat dengan banyak bermunculan bis-bis baru dengan di dukung teknologi dan inovasi yang menyesuaikan perkembangan jaman.

Dilansir dari Otomotif.net pada Selasa (31/3/2020). Beberapa waktu lalu sleeper bus sempat mendapat sorotan karena disebut kurang aman oleh Budiyanto, Pemerhati Masalah Transportasi.

Kritik tersebut langsung dijawab oleh salah satu perusahaan karoseri di Indonesia yang menyatakan, sleeper bus terjamin keamanannya karena sudah melalui rangkaian perizinan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Lebih jelasnya, Brand & Marketing Comunication Manager Karoseri Laksana, Candra Dewi menyatakan, pihaknya sudah memiliki syarat SKRB (Surat Keputusan Rancang Bangun) dalam pembuatan bodi truk termasuk bagian kabin, supaya bisa mendapatkan SRUT (Sertifikat Registrasi Uji Tipe) dari Kemenhub.

Sony Susmana, selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) memberikan komentarnya.

"Sleeper bus jangan dilarang, tapi dilengkapi kekurangannya dan jenis bus ini juga saya sudah pernah coba," kata Sony (27/3).

"Kekurangan itu misalnya, tambahan modifikasi dinding kabin dengan spons atau material lain, untuk meredam benturan saat ada kecelakaan," ujarnya.

Menurut Sony, faktor keamanan tidak bisa dilihat dari fasilitas busnya saja.

"Jadi harus dicerna itu, insiden atau kecelakaan datang dari mana dan siapa yang terdampak. Karena transportasi yang ada saat ini, direlease dengan faktor keselamatan yang sudah dikaji dan teruji pastinya," terang Sony.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan, ia menyebut, banyak tindakan yang dapat dilakukan pihak pengelola bus.

"Keamanan itu pertama lebih kepada, siapa pengemudinya, tingkat keterampilan atau jumlah jam terbangnya. Lalu adanya induction/safety briefing sebelum bus berjalan, termasuk evakuasi atau seperti saat naik pesawat," tutur Sony Susmana.

"Langkah lainnya yaitu route atau jalur perjalanan tertentu dan khusus yang lebih aman, sehingga potensinya kecelakaan kecil," tambahnya lagi.

Mengenai faktor kecelakaan yang terjadi pada penumpang sleeper bus, sebenarnya sama dengan bus pada umumnya.

"Pertama itu karena penumpang tidur, sehingga tidak siap jika ada kecelakaan," jelasnya.

"Kesalahan lainnya, penumpang membiarkan pengemudi agressive dalam berkendara, bus tidak layak jalan. Bisa juga karena sopir kelelahan karena durasi driving yang panjang, dan faktor terakhir karena alam atau cuaca buruk," tutur Sony.

Berdasarkan pengalamannya, sleeper bus banyak dipilih karena konsumen ingin istirahat dengan nyaman, karena itu sopirnya berkendara dengan aman atau tidak agresif.

Sumber : Otomotif.net

Posting Komentar untuk "Sempat Dikritik, Pakar Safety: Sleeper Bus Jangan Dilarang, Lengkapi Kekurangannya"