Perjalanan itu seperti hari
Fitrahnya hari selalu sama, matahari menyambut pagi dengan disiplin tinggi, tak peduli dia dengan hujan atau lambatnya bulan pulang ke peraduan. Awan yang sesekali nakal menghalangi pandangan, tak menjadikan matahari kehilangan panasnya yang sempurna...
lukisan alam yang berwarna warni adalah perpaduan indah ciptaan Tuhan yang tak mungkin bisa kita lawan dengan teori apapun.....dan jika ada ketidak biasaan dari yang biasa maka andil manusia ada di dalamnya...air yang meronta membanjiri pemukiman, merubah warna daun dan memindah tempatkan benda ke tempat yang lain, merontokan tulang tulang keutuhan dari barang yang terlewati, adalah gambaran keangkuhan manusia yang menganggap seakan alam tak bernyawa.....
Atau memang alam mengaum kencang karena titah sang tuan maka percayalah itupun manusia menjadi sebab terusiknya keseimbangan alam...hingga sunamipun mngusik
Dan...apa yang dialami manusia, .tak lepas dari apa niat dan pembiasaan yang dikerjakan, buat apa semua waktu terbuang, karena apa dan kemana arah langkah hingga malam menjelang...
Atau barangkali sesuap nasi yang tersangkut di tenggorokan, hanyalah penyambung kesenangan sesaat yang selalu kita impikan...
Hingga lembayung senja itu datang, kita tak bisa lagi mengulang sejarah hari supaya lebih berarti...terlambat sudah langkah tak bisa diulang lagi...
Sungguh Allah maha kuasa atas segala sesuatu...
Kuberserah dari semua arti hari yang sudah kulewati...juga semua rukuk sujudku yang mungkin masih belum sedisiplin matahari...atau imannya diri yang belum sepasrah alam yang selalu siap diwarnai...
Posting Komentar untuk "Perjalanan itu seperti hari"