Kisah Mistis di Alas Roban! Dari Pengendara Motor Tanpa Kepala hingga Kuntilanak Pencari Tumbal
Foto : Internet |
Mendengar daerah Alas Roban memang terkenal dengan kisah mistisnya. Banyak orang yang membicarakan bahkan membuktikan kalau jalur di tengah hutan tersebut, memang menyeramkan dan sering muncul penampakan hantu. Beberapa sumber menceritakan bahwa lau jalur tersebut memang menjadi salah satu tempat paling angker di Jawa Tengah.
Selain karena seringnya terjadi kecelakaan, Alas Roban juga dikenal tempat membuang mayat. Hal ini juga lah yang disinyalir membuat aura mistis lokasi tersebut semakin tampak.
Dikutip dari Okezone pada Selasa (3/9/2019). Ada beberapa cerita mistis yang berkembang, mulai dari pengendara motor tanpa kepala sampai kuntilanak pencari tumbal.
Penasaran seperti apakah kisah mistis yang ada di Alas Roban, Yuk kita simak langsung dibawah ini!
Kisah ini bukanlah cerita baru, namun terjadi sekitar tahun 2001-2005, di mana ada sebuah keluarga yang hendak mudik menuju Jakarta melalui Alas Roban. Untuk menghindari kemacetan, keluarga tersebut berangkat dari Secang pada sore hari melalui jalur pantura.
Perjalanan pun awalnya berjalan mulus sesuai dengan apa yang diharapkan, canda tawa pun tercipta di dalam mobil, hingga ibu dan kedua adik Hendra tertidur pulas menjelang larut malam.
Memasuki wilayah Alas Roban, mereka tidak menemukan satu pun kendaraan atau bus yang berpapasan dengan mobil tersebut. Padahal rute Alas Roban ini masuk ke dalam rute yang sering digunakan bagi kendaraan antar provinsi.
Padahal kerasnya benturan tadi bisa menyebabkan bemper mobil menjadi penyok.
Tiba-tiba, mobil keluarga tersebut menabrak sesuatu dengan keras. Hendra dan sang ayah pun bergegas turun dan memeriksa bagian depan mobilnya tersebut. Anehnya mobil tersebut sama sekali tidak rusak bahkan lecet, padahal kerasnya benturan tadi bisa menyebabkan bemper mobil menjadi penyok.
Mereka pun turun di sebuah tenda yang menjual pecel lele untuk menghilangkan ketegangan yang telah dialami sebelumnya. Saat hendak turun dari mobil Hendra tak sengaja menyenggol pasak penunjuk kilometer yang dengan jelas tertulis angka 15.
Setelah selesai makan, Hendra pun tak sengaja menyenggol pasak kilometer 15 untuk yang kedua kali. Memang kala itu pasang penanda kilometer terletak sangat berdekatan dengan mobil yang terparkir.
Singkat cerita perjalanan menuju Jakarta pun berjalan dengan lancar. Namun setelah beberapa hari di Jakarta keluarga ini pun berniat kembali menuju kampung halamannya. Trauma dengan kejadian sebelumnya, keluarga ini pun memutuskan untuk berangkat pada pagi hari agar bisa mencapai Alas Roban pada siang hari.
Ketika memasuki Alas Roban, sang ayah pun memarkirkan mobil tepat di pinggir jalan karena salah satu adik Hendra ingin buang air kecil. Ketagihan dengan rasa pecel lele yang sebelumnya dimakan, keluarga ini pun memutuskan untuk mencari kembali tempat makan tersebut.
Namun, keluarga ini dibuat terkejut bukan kepalang ketika melihat pasak kilometer 15 tertempel dengan rapih di pinggir sebuah jurang yang dalam. Padahal pada saat malam tersebut, di posisi jurang itu ada sebuah warung pecel lele yang rasanya sangat nikmat.
Bisa disimpulkan, warung pecel lele yang disinggahi Hendra beserta keluarganya adalah warung ghaib yang melayang di atas jurang.
Selain karena seringnya terjadi kecelakaan, Alas Roban juga dikenal tempat membuang mayat. Hal ini juga lah yang disinyalir membuat aura mistis lokasi tersebut semakin tampak.
Dikutip dari Okezone pada Selasa (3/9/2019). Ada beberapa cerita mistis yang berkembang, mulai dari pengendara motor tanpa kepala sampai kuntilanak pencari tumbal.
Penasaran seperti apakah kisah mistis yang ada di Alas Roban, Yuk kita simak langsung dibawah ini!
Warung pecel lele hantuKisah ini diceritakan kembali oleh seorang netizen Twitter dengan nama akun @bukanhazard dan viral di media sosial. Seperti apa kisahnya?
Kisah ini bukanlah cerita baru, namun terjadi sekitar tahun 2001-2005, di mana ada sebuah keluarga yang hendak mudik menuju Jakarta melalui Alas Roban. Untuk menghindari kemacetan, keluarga tersebut berangkat dari Secang pada sore hari melalui jalur pantura.
Perjalanan pun awalnya berjalan mulus sesuai dengan apa yang diharapkan, canda tawa pun tercipta di dalam mobil, hingga ibu dan kedua adik Hendra tertidur pulas menjelang larut malam.
Memasuki wilayah Alas Roban, mereka tidak menemukan satu pun kendaraan atau bus yang berpapasan dengan mobil tersebut. Padahal rute Alas Roban ini masuk ke dalam rute yang sering digunakan bagi kendaraan antar provinsi.
Padahal kerasnya benturan tadi bisa menyebabkan bemper mobil menjadi penyok.
Tiba-tiba, mobil keluarga tersebut menabrak sesuatu dengan keras. Hendra dan sang ayah pun bergegas turun dan memeriksa bagian depan mobilnya tersebut. Anehnya mobil tersebut sama sekali tidak rusak bahkan lecet, padahal kerasnya benturan tadi bisa menyebabkan bemper mobil menjadi penyok.
Mereka pun turun di sebuah tenda yang menjual pecel lele untuk menghilangkan ketegangan yang telah dialami sebelumnya. Saat hendak turun dari mobil Hendra tak sengaja menyenggol pasak penunjuk kilometer yang dengan jelas tertulis angka 15.
Setelah selesai makan, Hendra pun tak sengaja menyenggol pasak kilometer 15 untuk yang kedua kali. Memang kala itu pasang penanda kilometer terletak sangat berdekatan dengan mobil yang terparkir.
Singkat cerita perjalanan menuju Jakarta pun berjalan dengan lancar. Namun setelah beberapa hari di Jakarta keluarga ini pun berniat kembali menuju kampung halamannya. Trauma dengan kejadian sebelumnya, keluarga ini pun memutuskan untuk berangkat pada pagi hari agar bisa mencapai Alas Roban pada siang hari.
Ketika memasuki Alas Roban, sang ayah pun memarkirkan mobil tepat di pinggir jalan karena salah satu adik Hendra ingin buang air kecil. Ketagihan dengan rasa pecel lele yang sebelumnya dimakan, keluarga ini pun memutuskan untuk mencari kembali tempat makan tersebut.
Namun, keluarga ini dibuat terkejut bukan kepalang ketika melihat pasak kilometer 15 tertempel dengan rapih di pinggir sebuah jurang yang dalam. Padahal pada saat malam tersebut, di posisi jurang itu ada sebuah warung pecel lele yang rasanya sangat nikmat.
Bisa disimpulkan, warung pecel lele yang disinggahi Hendra beserta keluarganya adalah warung ghaib yang melayang di atas jurang.
Pengendara motor tak berkepalaHantu ini bisa muncul seketika dan membuat Anda hilang konsentrasi dalam berkendara.
Hantu ini bisa Anda jumpai di Alas Roban. Tidak selalu, tetapi ketika Anda memang dalam kondisi yang tidak suci atau tidak berdoa sebelum melakukan perjalanan, hantu tersebut bisa muncul.
Menurut beberapa sumber, Hantu tanpa kepala ini adalah korban kecelakaan di jalur Alas Roban. Menurut penjelasan Circle888, dia biasanya akan mengganggu pengendara motor yang melewati Alas Roban malam-malam. Terlebih, jika Anda melihat ke belakang dari kaca spion, hantu ini bisa muncul seketika dan membuat Anda hilang konsentrasi dalam berkendara.
Menurut beberapa sumber, hantu tanpa kepala ini melintasi Alas Roban tengah malam menuju dini hari. Hantu tersebut diketahui bisa menerobos jurang karena dia mengendarai motor hanya lurus, padahal jalur Alas Roban juga terkenal akan "kelokkan"-nya.
Jika Anda memang menjumpai hantu ini di Alas Roban, sangat disarankan untuk tidak menghiraukannya. Usahakan untuk tetap berdoa dalam hati dan tetap fokus ke jalanan. Sekali lagi, tugasnya muncul di jalur tersebut adalah untuk membuat pengendara motor kehilangan konsentrasi.
Bus hantu Alas RobanSelain kasus bus hantu Bekasi-Bandung yang menyeramkan. Tahukah Anda bahwa bus hantu juga bisa Anda temukan di Alas Roban!
Ya, sebuah kisah legendaris mengenai bus hantu Alas Roban masih santer terdengar di telinga masyarakat. Padahal, kasus ini terjadi pada 1996 di mana yang mengalaminya bernama Brodigyo.
Kisah ini dikisahkan ulang di Baca Terus.
Cerita bermula saat Brodigyo mengendarai sepeda motornya dari Tegal menuju Surabaya. Pria itu mesti melewati Alas Roban pada saat jalur tersebut masih sangat jadul, di mana jalannya masih sempat dan belum ada penerangan sama sekali.
Suasana semakin mencekam ketika sudah masuk pukul 12 malam. Udara dingin jalur tersebut yang berada di tengah hutan membuat bulu kuduk merinding seketika. Terlebih ketika jalur tersebut diguyur hujan. Dipastikan kadar mistisnya akan naik drastis!
Namun, karena mesti sampai di Surabaya pagi hari, Brodigyo nekat melewati jalur angker tersebut. Dia memacu motornya dengan kecepatan maksimal dan masuklah dia di jalan Alas Roban.
orang melarang Anda menengok ke belakang saat berada di Alas Roban, sebab hal buruk akan terjadi.
Kejanggalan mulai terjadi saat kendaraan besar seperti bus mengikuti dia dari belakang. Bus tersebut bukannya mempercepat lajunya untuk menyelip Brodigyo, malah stabil dengan kecepatan di belakang motor pria itu.
Karena merasa aneh, akhirnya dia memberanikan diri untuk menengok ke belakang. Padahal, banyak
orang melarang Anda menengok ke belakang saat berada di Alas Roban, sebab hal buruk akan terjadi.
Benar saja, saat Brodigyo menengok ke belakang, yang dia lihat adalah bus usang terlihat seperti bus tahun 70-an. Tidak hanya itu, kondisi bus pun terlihat sangat seram dengan penerangan yang tentunya samar-samar. Melihat hal tersebut, Brodigyo pun mempercepat laju motornya.
Tapi, bus tersebut ternyata ikut "ngegas" juga. Bus tersebut selalu tepat berada di belakangnya. Sampai suatu momen, bus tersebut tancap gas dan menabrak Brodigyo. Tapi, bukannya kecelakaan yang terjadi, melainkan bus itu menembus tubuh pria tersebut dan setelah itu menghilang entah ke mana.
Setelah kejadian itu, Brodigyo pun menepi di sebuah perkampungan terdekat dengan Alas Roban. Dia pun kemudian menceritakan apa yang baru saja dia alami dan warga di tempatnya beristirahat sudah paham dengan pengalaman mistis Brodigyo. Seram sekali, ya!
Kuntilanak pencari tumbalKisah ini bisa dialami siapa pun yang akan melewati Alas Roban, karena itu bagi siapa pun harap berhati-hati.
Cerita ini dikisahkan Yudi Batang dalam blog pribadinya. Dia menjelaskan kalau dirinya mesti ke Klaten. Sampai pukul 12 malam, tidak ada bus yang mau mengangkutnya. Tapi, akhirnya ada satu bus yang berhasil dia dapatkan dan naiklah dia ke dalam bus tua tersebut.
Ya, bus yang dinaiki Yudi sudah sangat tua. Dinding bus keropos dan bau khas bus tua menyeruak di hidungnya. Bus tua semacam ini kalau di Tegal biasa disebut dengan nama Obregan.
Penumpang di dalamnya penuh sesak. Bau kecut pun menyebar di seluruh bus dan ini membuat dia tidak nyaman. Jadi, sudah ada bau khas bus tua, ditambah bau penuh sesak manusia yang kecut. Lengkap sudah!
sudah ada bau khas bus tua, ditambah bau penuh sesak manusia yang kecut. Lengkap sudah!
Yudi menjelaskan kalau dirinya tidak kebagian tempat duduk. Alhasil dia mesti berdiri di bagian belakang bus. Menurut penjelasan Yudi, bus melaju pelan, kecepatannya sekitar 60-70 km/jam.
Jam menunjukkan pukul 4 pagi, sedikit lagi subuh. Dan akhirnya bus masuk ke jalur Alas Roban, jalur yang terkenal akan misterinya. Kondisi jalan sangat sepi dan hampir semua penumpang tertidur pulas.
Sementara dia terjaga karena berdiri, dia secara tidak sengaja menengok ke arah kiri bus. Seketika muncul penampakan putih, bentuknya seperti orang memakai gaun putih panjang. Penampakan itu mengawang di samping bus yang dinaiki Yudi. Penampakan itu adalah kuntilanak Alas Roban!
Setelah melihat penampakan itu, Yudi menjelaskan kalau dirinya mencoba mengalihkan perhatian dengan menengok ke arah kanan dan kiri. Kemudian dia juga membuat sedikit gesekan saat berdiri, bermaksud supaya membangunkan salah satu penumpang dan memberi tahu ada kuntilanak mengikuti bus mereka. Tapi, upayanya nihil, semua penumpang tidur, kecuali dia dan supir bus.
Karena kondisi semakin mistis, Yudi memberanikan diri untuk berjalan ke arah depan. Ya, kali saja bisa ngobrol dengan supir. Tapi, dia memutuskan untuk hanya sampai di bangku ke tiga dari depan. Dia pun menengok ke arah depan jalan. Upaya ini dilakukan juga untuk mengalihkan perhatiannya.
Saat menengok ke arah depan jalan, dia tiba-tiba melihat seorang nenek menggendong kayu hendak menyebrang jalan. Geraknya sangat lambat.
Karena melihat nenek-nenek ingin menyebrang, Yudi pun teriak, "Awas, pak supir! Ada orang mau menyebrang!" Sang supir pun menjawab, "Diam saja kamu. Tidak ada orang yang mau nyebrang." Mendengar perkataan si supir, Yudi pun bingung. Dia yakin sekali kalau dirinya barusan melihat nenek-nenek mau nyebrang.
Beberapa saat setelah itu, kernet pun bangun dari tidur singkatnya dan duduk di dekat supir. Tak lama dia duduk, si kernet itu pun berteriak kalau ada kuntilanak tepat berada di kaca depan bus. Lagi-lagi, supir tak melihatnya dan dia menjawab ke keneknya dengan menolehkan kepala ke samping.
Setelah itu, si kenek berteriak kembali, "Awas! Ada truk di depan!" Lantas, si supir banting stir dan untungnya masih dalam kondisi yang bisa dikendalikan. Mereka semua selamat dari upaya kuntilanak mencari tumbal.
Posting Komentar untuk "Kisah Mistis di Alas Roban! Dari Pengendara Motor Tanpa Kepala hingga Kuntilanak Pencari Tumbal"