Belajar dari Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Pengendara Wajib Tahu 'Defensive Driving'
Foto : Internet |
Dikutip dari inews.id pada Rabu (4/9/2019). Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, keselamatan berkendara tidak hanya dilihat dari safety driving, tapi juga defensive driving. Ini penting agar terhindar dari kecelakaan yang disebabkan pengendara lain.
"Meski sudah berada di lajur yang benar dan sesuai dengan panduan safety driving, pengendara harus tetap waspada dengan pengendara lain, terutama kendaraan berukuran besar," ujar Sony, saat dihubungi iNews.id, Selasa (3/9/2019).
Dia menerangkan, kebanyakan pengendara sudah mengerti cara berkendara yang baik dan aman. Namun, hanya sedikit yang mengetahui tentang defensive driving.
"Kebanyakan orang paham safety driving, cara mengemudi aman. Tetapi tidak mengantisipasi kecelakaan yang disebabkan pengemudi lain karena jarang disosialisasikan kepada pengendara," katanya.
Menurut Sony, 75 persen pengendara mobil saat melaju di jalan bebas hambatan, memilih menggunakan lajur kanan karena tekstur dan kondisi jalan dinilai lebih baik. Sementara lajur sebelah kiri, kebanyakan rusak.
"Banyak mobil berkendara di sebelah kanan. Padahal, lajur itu hanya untuk mendahului. Ini juga berbahaya," ujar Sony.
Dia menyarankan agar memperhatikan defensive driving, seperti menjaga jarak kendaraan, menjaga kecepatan, waspada dengan kendaraan di sekeliling dan teliti saat melihat objek yang berpotensi bahaya.
"Semua hal dapat terjadi di jalan. Untuk itu, tetap waspada dengan kondisi lingkungan sekitar," katanya.
Jadi lebih hati-hati lagi yah dalam berkendara!
Posting Komentar untuk "Belajar dari Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Pengendara Wajib Tahu 'Defensive Driving'"