Cerita Horor : Rumah Makan yang Mendapat Gangguan Mistis, Asli Bikin Merinding! | Part 3 (Selesai)


Bagi yang belum baca ceritanya dari Part 1, silahkan baca dulu disini . Oke lanjut ceritanya dibawah ini:

....tanya di mana linggisnya di simpan, teman sy awalnya bingung dan di ambilah linggis yg kemudian di pakai Bono untuk memukul pondasi keramik di sana ada segumpal rambut

sy diam gak percaya dengan hal ini

si Bono ini kebetulan hanya pakai sarung dengan kepala memakai kopiah di ambilah segumpal rambut itu di masukkan ke lipatan sarungnya sambil melotot melihat-lihat isi di dalam

sy gak bisa menggambarkan wajah si Bono yg kadang marah kadang tertawa,

di sini yg buat kami terperanjat adalah bisa-bisanya Bono memungut seekor ayam yg kepalanya nyaris putus dari dapur dan di bawa serta di tunjukkan pada kami, namun ekspresi teman sy ketakutan sampai memalingkan mukanya,

"opo iki" (apa ini) tanya sy,

"yo iki ndas'e mas"

tapi yg paling lama adalah menyingkirkan kain pocong di mana Bono duduk bersila di depan tanah tempat kami menggali kemarin, Bono seperti bicara tapi sesekali ia melihat teman sy yg masih shock

malam semakin larut, Bono masih bicara sendiri sedangkan kami semakin janggal..

teman sy yg berdiri di samping tiba-tiba terhuyung sebelum menangis meraung-raung, sy kebingungan Bono mendekati teman sy sebelum bertanya, "opo sing mok pangan mas" (apa yg kamu makan mas)

teman sy hanya melotot sambil sesekali membentak seperti orang kerasukan sesekali membentak sesekali meraung lagi, Bono hanya memijat lehernya sampai teman sy akhirnya tenang, malam itu akhirnya kami duduk di ruang tengah saling berbicara di sini Bono menceritakan semuanya.

"sego pecel sing di teri gok awakmu iku salah siji'ne mas"

(nasi pecel yg di berikan sama kamu dulu itu salah satu media yg di pakai)

sy bingung, bertanya pada teman sy dan dia menceritakan ada rumah makan yg menjual nasi pecel pernah datang memberi beberapa bungkus nasi untuk teman sy dan karyawannya, ia pikir hanya tetangga baik

"ngene mas, aku isok mbalekno, santet di bayar santet, kiriman di bayar kiriman tapi njenengan gelem njupuk resikone" (gini saja mas, saya bisa mengembalikan, santet di bayar santet dan kiriman seperti ini di balas kiriman lagi tapi anda mau menerima resikonya) tanya Bono,

teman sy menatap Bono dengan ekspresi marah, sy bisa melihatnya, ia pun bertanya resiko apa yg nanti di terima, Bono hanya diam sesekali dia melihat ke sekeliling, "paling murah ya satu nyawa anggota keluarga mas"

di sini sy pun tertegun, sy kenal Bono dari orang lain, memang Bono seringkali bilang, untuk sampai di titik ini dia pernah sangat hitam namun dia adalah salah satu orang yg sudah saya anggap bapak sendiri, di balik kumis tebalnya sy tahu Bono orang baik tapi malam ini sy sedikit meragukan hal itu, lama kami diam, tiba-tiba tangisan teman sy pecah, dia meminta Bono untuk tidak melakukannya sembari bertanya apa yg harus dia lakukan,

di sini Bono menceritakan bahwa gumpalan rambut itu adalah bulu kemaluan Genderuwo yg sekarang menjaga pintu untuk menutupi rumah makan ini bangkai ayam yg di tanam itu pun sudah di jampi-jampi agar menyerupai kepala seseorang yg di kenali oleh korban, sy terhenyak mendengarnya, rupanya itu alasan teman sy tidak terlalu takut lagi karena yg ia lihat adalah kepala almarhumah ibunya

"kain kafan sing di tandur iku yo angel ngeculnoe amergo ibuk e dendam kesumat ambek sing nandur, masalah waktu sampe wong iku kenek watu ne mas" (kain kafan yg di tanam itu juga sulit ngelepasinnya karena ibunya dendam kesumat sama yg nanam, hanya masalah waktu sampai kena batu)

Bono pun berdiri lantas memijit lagi leher teman sy dan perlahan dia mulai memuntahkan isi perutnya yg penuh dengan belatung dan rambut gumpal, sy yg melihatnya langsung menyingkir karena aromanya busuk sekali.. lebih busuk dari bangkai tikus

"pindah ae yo mas" ucap Bono,

Bono pun membisiki teman sy, memberitahu nama-nama mereka tanpa membuat sy mendengarnya, sy pun sadar sy hanya bisa membantu sebatas ini dan tak perlu tahu lebih jauh karena seyogyanya manusia sy pun tidak terima dengan perlakuan mereka, akhirnya kami sepakat menutup rumah makan di perjalanan pulang sy berterimakasih sama Bono atas bantuannya lantas sy bertanya kenapa dia mengajukan tawaran itu,

bagaimana bila teman sy memilih untuk membalas, hal yg membuat sy sekarang sangat menghormati Bono adalah ketika dia mengatakan bila Bono tahu teman sy hanya di uji, Bono hanya ingin tahu apakah dengan dendam di perlakukan seperti itu manusia akan sanggup membalas tanpa memperhitungkan kekuatan besar lain yg lebih pantas memberi balasan setimpal di bandingkan dengan dirinya dan teman sy membuat Bono puas dengan pilihannya.

"aku mek isok ngewangi ngeresiki, isok ae aku mbales tanpa jalok rego tapi yo ngunu gak bakal onok marine"

(aku bisa saja membantu membersihkan lalu ku balas tanpa meminta imbalan apapun tapi ya gitu semuanya jadi gak akan ada habisnya) ucap Bono,

satu hal terakhir yg Bono katakan adalah alasan kenapa sy yg di mintai tolong ternyata bukan karena rumah sy menghadap timur melainkan karena sy..

belum menikah.

sak iki aku eroh lapo cah iku koyok isin-isin ngomong, tapi ya sudahlah.

cerita ini sudah mendapatkan persetujuan semua orang yg terlibat dan pesan sy sebenarnya sama seperti waktu pertama menulis ini.

ingat, rejeki sudah ada yang mengatur, jangan takut tertukar apalagi sampai tak kebagian, mungkin itu pesan saya, maturnuwun. @SimpleMan

~SELESAI~

* Jangan lupa di Share yah Sobat.

Posting Komentar untuk "Cerita Horor : Rumah Makan yang Mendapat Gangguan Mistis, Asli Bikin Merinding! | Part 3 (Selesai)"